Menyelisik Lebih Dalam Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis Sig Membuat Peta
Sistem Data Geografis (SIG) ataupun Geographical Information Systems (GIS) ataupun Geomatika merupakan sistem berbasis pc yang memiliki 4 keahlian buat menanggulangi informasi berefferensi geografi, ialah pendapatan informasi (informasi input), manajemen informasi penyimpanan (store and management) serta pemanggilan (retrieve), analisis serta manipulasi, dan menciptakan informasi (informasi output) (Aeronoff 1989).
Sistem Data Geografis merupakan sistem buat memasukkan, menaruh, memanipulasi, serta menyajikan informasi geografi ataupun informasi spasial (Congalton and Green 1992).
Sistem Data Geografis merupakan sekumpulan yang terorganisir dari fitur keras pc (Computer Hardware), fitur lunak (Aplikasi), informasi geografi (geographic informasi), personil (personnel) yang dirancang buat secara efektif merekam (capture), menaruh (store), memperbaharui (pembaharuan), memanipulasi (manipulate), menganalisis (analyze), serta menunjukkan ataupun menyajikan seluruh wujud data yang berefferensi geografis (ESRI 1995).
Sistem Data Geografis merupakan sistem pc yang digunakan buat memasukan, menaruh, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, serta menunjukkan data- data yang berhubungan dengan posisi- posisi di permukaan bumi.
1. Sistem Data Geografis (SIG) Secara Umum
SIG ini mencakup bermacam perihal, ialah:
- Koleksi informasi (pengumpulan informasi dari bermacam sumber),
- Storage (penyimpanan informasi secara digital yang efektif),
- Manajemen informasi (mengadministrasikan serta menyusun informasi dalam basis informasi),
- Retrieval (pemanggilan informasi yang efektif serta gampang dan display dengan bermacam metode),
- Konversi (proyeksi peta, format, rescalling, serta lain- lain),
- Analisis (manipulasi informasi buat menciptakan uraian serta data baru),
- Modelling (penyederhanaan informasi ataupun dunia serta prosesnya buat mengenali gimana metode kerjanya), dan
- Display (penyajian informasi dengan bermacam metode).
Sistem data geografis ini sangat berkaitan dengan ilmu geografi. Secara simpel uraian menimpa geografi ini bisa didekati dengan persoalan tertentu. Geografi ini menyangkut“ apa itu dimana”,“ kenapa suatu itu terdapat di situ”, serta“ kenapa kita wajib memerhatikannya”.
Secara lebih terperinci, geografi merupakan ilmu yang menekuni menimpa tempat dan persamaan serta perbandingan (alterasi) keruangan atas fenomena raga, serta manusia di atas permukaan bumi.
Sistem data geografis bisa ditatap dari bermacam sudut pandang serta menciptakan arti yang berbeda pula. Bersumber pada sudut pandang teknologi, sistem data geografis ini ialah sesuatu sistem yang teridiri atas sistem itu sendiri, fitur keras, serta fitur lunak. Bersumber pada sudut pandang metodologi, SIG bisa dimaksud selaku tata cara buat analisis spasial ataupun non spasial. Bersumber pada sudut pandang profesi, SIG ini ialah sesuatu spesialisasi pekerjaan baru yang bisa menciptakan keuntungan. Bersumber pada sudut pandang bisnis, SIG ini ialah peluang dalam menjual fitur lunak berbasis SIG, fitur keras buat SIG, serta informasi sumber.
Sistem data geografis ini bekerja secara sistematis. Langkah dini dalam SIG merupakan menghubungkan sebagian sumber informasi (tutupan lahan, topografi, pengunaan lahan, rencana tata ruang daerah, serta lain- lain). Berikutnya melaksanakan perekaman informasi (informasi capture). Pengintegrasian informasi (informasi integration) supaya informasi sumber yang parsial bisa diolah secara terintegrasi. Pemroksian serta pendaftaran informasi (projection and registration) supaya informasi mempunyai sistem koordinat yang cocok demi keakuratan informasi. Penyetrukturan informasi (Informasi Structure) buat memudahkan dalam penganalisisan. Terakhir merupakan pemodelan informasi (informasi modelling) supaya tercipta data yang berguna serta bisa dimengerti.
Perihal yang Istimewa dari SIG
Sistem data geografis yang dikala ini lagi tumbuh sangat berguna dalam penganalisisan informasi berefferensi spasial. SIG ini jadi menarik sebab:
- SIG bisa melaksanakan pemanggilan informasi yang bermacam- macam (informasi retrieval),
- Pemodelan topologi yang mencakup“ connectivity, adjacency, serta zona definition”,
- Pembuatan jaringan (networking),
- Penampalan bermacam layer yang berisi data tertentu buat analisis spasial (overlay), dan
- Keluaran informasi bisa berbentuk digital ataupun berkas cetakan.
Kenapa SIG dibutuhkan?
Sistem data geografis dibutuhkan dalam bermacam bidang kehidupan. Kebutuhan hendak data saat ini jadi sesuatu perihal yang sangat berharga, begitu pula halnya dengan data berefferensi spasial. Data spasial yang ditawarkan oleh SIG bisa digunakan buat kebutuhan pengambilan keputusan (decision making) dalam sesuatu pengelolaan. Berbeda dengan informasi biasa semacam cuma disajikan dalam tabel, SIG membolehkan informasi disajikan secara lebih representatif dengan memakai peta tematik yang sudah diolah tadinya. Terlebih dikala ini teknologi satelit sudah tumbuh dengan sangat pesat yang menimbulkan turut terdorongnya kebutuhan hendak SIG.
Elemen dalam sistem data geografis sangatlah simpel, ialah:
- Fitur keras,
- Fitur lunak,
- Informasi, serta
- Organisasi serta Sumber Energi Manusia.
Metode Memperoleh serta Tipe Informasi SIG
Informasi ialah elemen yang wajib dipadati dalam sistem data geografis. Informasi buat sistem data geografis ini dapat didapatkan dari peta digital ataupun hasil scan yang berasal dari aktivitas pembelian, hasil kontribusi, didapatkan secara free, maupun terbuat sendiri oleh pengguna SIG. Tidak hanya peta, informasi yang dapat digunakan merupakan database, informasi GPS, remote sensing, serta fotografi aerial.
Informasi yang diolah dalam SIG ini dibedakan jadi 2 jenis, ialah informasi spasial serta informasi atribut. Informasi spasial merupakan informasi yang mempunyai geographic reference atas representasi obyek bumi. Informasi atribut merupakan informasi yang ada dalam objek informasi spasial, misalnya luas daerah desa, jumlah penduduk dalam sesuatu desa, besar kemiringan lereng, koordinat, serta lain- lain.
Informasi spasial ini juga dibedakan jadi 2 kembali, ialah informasi raster serta informasi vektor.
Informasi raster merupakan informasi spasial yang berbasis piksel, maksudnya obyek yang ditampilkan terdiri atas titik- titik warna yang silih berhimpitan, informasi ini sama dengan informasi hasil fotografi.
Informasi vektor merupakan informasi yang bisa menunjukkan, menempatkan, serta menaruh informasi spasial dengan memakai titik- titik, informasi vektor ini sama halnya apabila kita mencerna foto vektor pada aplikasi Corel Draw ataupun Adobe Illustrator.
Fitur Lunak dalam SIG
Elemen yang sangat berarti selanjutnya merupakan fitur lunak SIG ataupun biasa diucap aplikasi SIG. Fitur lunak yang diperlukan awal merupakan sistem pembedahan yang menunjang berjalannya aplikasi SIG, OS (operating system) yang bisa digunakan merupakan Windows OS, Mac OS, Linux, ataupun OS yang lain yang menunjang. Aplikasi SIG yang biasa digunakan merupakan:
- ArcGIS (spesial buat SIG)
- ArcView (SIG serta sedikit pengolahan citra)
- ArcInfo
- ILWIS (Remote sensing serta SIG)
- ATLAS
- ERDAS Imagine
- GeoMedia
- GRASS (Geographic Resources Analysis Support System)
- IDRISI
- Manifold System GIS
- MapInfo
- MGE Product
- PAMAP
- Ermapper
- ArcSWAT (Arc Soil and Water Asessment Tools)
Khasiat SIG di Bermacam Bidang Kehidupan
Sistem Data Geografis secara universal mempunyai guna buat pembuatan peta, pemilihan posisi yang cocok, perencanaan serta penanggulangan musibah, simulasi akibat area sesuatu proyek, serta memprediksi musibah alam di sesuatu daerah.
SIG umumnya dimanfaatkan oleh zona pertambangan buat memetakan kemampuan perut bumi, geografi buat membuat peta dengan tema tertentu, oseanografi buat memetakan laut ataupun samudera, perencanaan daerah serta kota, klimatologi buat memetakan perihal yang berkaitan dengan cuaca, dan kehutanan serta area hidup.
Khasiat SIG di Bidang Kehutanan serta Area Hidup
Sistem data geografis untuk para rimbawan ataupun aktivis area sangat diperlukan. Selaku contoh, penentuan titik panas ataupun wifi dalam kebakaran hutan didetetapkan dengan teknologi SIG, menghitung luas hutan yang rusak, memetakan wilayah aliran sungai (DAS), serta lain perihal sebagainya.
Berikut alasan- alasan kenapa SIG dibutuhkan dalam pengelolaan hutan serta sumber energi alam:
- SIG menolong pengelola sumber energi hutan ataupun sumber energi alam dalam pengambilan keputusan,
- SIG sanggup memproduksi peta secara pendek, terotomatisasi, kesekian, serta kilat,
- Bisa menolong menuntaskan sebagian proses yang menuntut keahlian analisis,
- SIG melaksanakan analisis secara efektif sebab harga fitur keras serta fitur lunak yang terus menjadi terjangkau,
- SIG sanggup bekerja dari data yang dikumpulkan guna memudahkan pemetaan serta pemodelan terhadap bentang alam sumber energi alam ataupun buat memudahkan mengevaluasi kebijakan- kebijakan pengelolaan,
- SIG sanggup memudahkan eksflorasi secara efektif terhadap data yang terpaut dengan sumber energi alam, dan
- SIG sediakan operasi- operasi bawah yang dibutuhkan dalam pengelolaan hutan ataupun sumber energi alam, semacam penampilan informasi, penghitungan, pengukuran, serta pembuatan peta dari obyek- obyek yang di idamkan.
- Topologi merupakan ikatan (relasional) antar feature yang ada dalam SIG. Definisi lain mengatakan kalau topologi merupakan prosedur matematis yang secara eksplisit melaporkan ikatan spasial dari feature.
Feature sendiri merupakan elemen yang ada dalam display layar, bisa berbentuk titik, garis, maupun poligon.
Butuh dicermati kalau topologi tidak sama dengan tipologi.
Konsep topologi SIG bisa dibedakan jadi:
- Contiguity/ Adjacency, ialah ikatan antar feature yang berdekatan,
- Connectivity, ialah garis yang silih berhubungan, dan
- Areal definition, ialah pembangkitan parameter pada sesuatu poligon.
Konsep topologi contiguity ini dipakai dalam menganalisis keterkaitan antar wilayah yang bersebelahan. Contohnya merupakan daerah A yang dikelilingi oleh daerah B, C, serta D apabila terjalin kebakaran hutan hingga daerah B, C, serta D hendak menerima dampak yang ditimbulkan oleh daerah A.
Konsep topologi connectivity ini dipakai dalam menganalisis feature garis. Misalkan ada jaringan jalur di provinsi Jawa Barat serta seorang hendak menganalisis rute tercepat dari Bandung mengarah Bogor hingga ikatan antar feature garis ini bisa dipakai. Connectivity ini bisa membagikan informasi panjang jalur rute yang kita kehendaki.
Konsep topologi areal definition ini dipakai dalam pembangkitan informasi sesuatu areal. Misalkan seorang menghitung luas daerah Kota Bogor serta Kabupaten Bogor hingga topologi yang dipakai merupakan topologi areal definition.
Sistem Koordinat dalam SIG
Sistem koordinat dibutuhkan dalam SIG supaya ada sesuatu koordinat global yang standar serta tidak bertabiat lokal.
Tidak hanya itu, sistem koordinat ini berarti dalam SIG sebab:
- Peta merupakan sumber informasi spasial utama dalam SIG,
- Input peta terkadang memiliki proyeksi yang berbeda sehingga dibutuhkan transformasi,
- Butuh guna matematis dari sistem proyeksi dalam SIG,
- SIG kerap dipakai buat skala lokal, regional, ataupun global sehingga butuh uraian tentang pengaruh kelengkungan bumi, dan
Layar monitor merupakan analog dari lembaran kertas yang datar sehingga butuh terdapat transformasi dari permukaan bumi yang melengkung ke bidang datar.
Datum Sistem Koordinat
Sistem koordinat membutuhkan datum. Datum sendiri merupakan sesuatu besaran- besaran ataupun konstanta yang berperan selaku reference buat hitungan besaran- besaran yang lain.
Datum bagi cakupan wilayahnya dipecah jadi datum lokal, datum regional, serta datum global.
Datum yang dikala ini dipakai di Indonesia merupakan DGN95 (Datum Geodesi Nasional 95). Datum ini ialah datum lokal yang perhitungannya menyamai datum WGS84 (World Geodetic System 84) yang dikala ini banyak dipakai buat GPS (Global Positioning System). DGN95 awal kali diberlakukan di Indonesia pada tahun 1996.
Proyeksi peta merupakan transformasi (guna) dari koordinat geografis (wujud bumi) ke bidang datar (peta) memakai persamaan transformasi.
Proyeksi peta wajib mempunyai identitas:
- Equidistance, jarak sama di seluruh bagian peta,
- Conformality, wujud obyek sama serta sudut ataupun arah di atas peta sama dengan sudut serta arah di permukaan bumi,
- Equivalence, luas seluruh obyek di atas peta sama, dan
- True Direction, arah garis antara 2 titik sama– cocok dengan tipe proyeksi.
Proyeksi peta ini ada sebagian berbagai bagi kriteria tertentu:
Proyeksi peta bersumber pada bidang proyeksi:
- Proyeksi Azimuthal
- Proyeksi Kerucut
- Proyeksi Silinder
Proyeksi peta bersumber pada peran bidang proyeksi:
- Proyeksi normal
- Proyeksi miring
- Proyeksi transversal
Proyeksi bersumber pada ciri garis singgung dengan bidang proyeksi:
- Proyeksi minyinggung
- Proyeksi memotong
- Proyeksi yang tidak menyentuh
Basis informasi merupakan kumpulan file ataupun informasi yang silih berhubungan yang ditaruh dalam sesuatu media (elektronis) secara terorganisir sehingga bisa diakses dengan gampang serta kilat. Basis informasi spasial merupakan basis informasi di mana file ataupun informasi yang diorganisasikan merupakan informasi spasial.
Prinsip Kerja Basis Informasi dalam SIG
Basis informasi dibesarkan oleh programmer supaya proses pemanggilan informasi bisa dengan gampang serta kilat. Awal file- file yang diperlukan disusun serta dikelompokkan, setelah itu informasi ataupun file yang sudah dikelompokkan diorganisasi dengan sistem tertentu, hingga kesimpulannya file- file tersebut disajikan dalam tabel.
Basisdata terdiri atas elemen record, field, key, serta attribute field.
Record merupakan sesuatu baris (panjang byte) dalam sesuatu tabel, mewakili data dari sesuatu dari sesuatu elemen.
Field merupakan komponen dari record yang terdiri dari item informasi.
Key merupakan label yang terdiri dari 1 ataupun lebih field.
Field yang tidak berperan selaku key diucap selaku Attrubute Field.
Kelebihan serta Kekurangan Basis Data
Kelebihan basis informasi:
- Pengendalian terpusat,
- Bisa dibagikan sehingga pengelolaan informasi jadi lebih efektif,
- Tiap jenis informasi jadi independen,
- Implementasi jadi lebih gampang,
- Akses informasi langsung,
- Meminimalkan pengulangan informasi, dan
- Informasi bisa dilihat oleh pengguna.
Kekurangan basisdata:
- Bayaran dini pembangunan basis informasi yang lumayan mahal,
- Teknologi yang lebih lingkungan, dan
- Efek terpusat.
- 3 Model- Model dalam Basis Data
Model informasi merupakan organisasi konseptual dari sesuatu basis informasi yang bisa dikatakan selaku sesuatu style ataupun metode menggambarkan serta memanipulasi informasi dalam basis informasi.
Model Hierarki
Identitas:
- Berbagai ikatan“ many to one” ataupun“ one to many”, dan
- Data diperoleh dengan menjajaki struktur pohon
Keterbatasan model hierarki:
- Model ini kurang efektif buat mengakses informasi yang membutuhkan pencarian 2 tingkatan ataupun lebih (tidak banyak tingkat intermediate),
- Search tidak bisa dicari pada field attribute,
- Ikatan antara informasi susah dimodifikasi,
- Query terbatas pada penelusuran hierarki yang terdapat,
- Buat analasis SIG serta assesment area,
- Tidak fleksibel, dan
- Tidak boleh terdapat“ multiple parents”.
Kelebihan model hierarki:
- Gampang dipahami,
- Gampang diperbarui,
- Kilat diakses, dan
- Jenis“ Search” dispesifikasi secara ketat“ rigid”.
Model Informasi Network (Model Jaringan)
Identitas:
- Menanggulangi ketidakfleksibelan model hierarki,
- Boleh terdapat“ multiple parents” serta“ multiple child”,
- Tidak butuh terdapat root,
- Informasi search dapat dicoba tanpa menjajaki hierarki,
- Kedekatan tidak boleh terdapat“ many to many”, tetapi bisa dilaksanakan secara langsung dengan“ kedekatan intermediate” yang diucap selaku“ intersection record”,
- Lebih efektif dalam penyimpanan memori dibanding dengan model hierarki,
- Wajib ditambahkan data linkage lebih ekstensif serta ditaruh sehingga menaikkan dimensi serta kompleksitas informasi, dan
- Keahlian model network dengan model hierarki tidak banyak berbeda, namun bila ditambahkan informasi“ dunia nyata” yang lingkungan model ini tidak dapat mengakomodasi sebab tingkatkan kompleksitas.
Model Informasi Relasional
Identitas:
- Tidak terdapat hierarki pada field pada tiap record,
- Tiap field bisa digunakan selaku“ key”,
- Informasi ditaruh selaku sekumpulan nilai dalam sesuatu wujud record yang simpel yang diucap dengan“ tuples”. Tiap“ tuple” melaporkan nilai- nilai yang berhubungan secara permanen,
- “Tuples” dikelompokkan ke dalam tabel- tabel 2 ukuran, di mana tiap- tiap tabel ditaruh dalam file- file terpisah,
- Tabel- tabel tersebut mempresentasikan ikatan seluruh atribut, dan
- Model informasi ini diperkenalkan oleh E. F. Codd.
Kelebihan model informasi relasional (dibanding dengan hierarki serta network):
- Lebih fleksibel sebab terdapatnya pembedahan“ logical join”,
- Memiliki landasan teori yang baik buat teori matematika (memakai bahasa programming, bisa terbuat query),
- Organisasi informasi gampang dipahami serta dikomunikasikan,
- Database yang sama bisa disajikan dengan kurangi redudancy memakai model relasional,
- Pada model relasional, search bisa dicari pada tiap tabel,
- Search atribut tabel lain bisa dicoba dengan link atribut dari 2 ataupun lebih tabel (diucap“ join operation”),
- Tabel hasil“ join” tidak ditaruh, namun cuma“ virtual table” yang didefinisikan, dan
- Bisa dicoba“ query”, namun tidak terbuat secara aktual.
Kekurangan:
- Lebih lelet dalam pengoperasian, dan
- Terjalin redudancy informasi apabila terdapat banyak tabel.
Fitur lunak yang bisa mencerna basis informasi relasional:
dBase III+
- Microsoft Access
- Borland- Paradox
- Oracle
- Manipulasi, Analisis, serta Pemodelan Spasial
Manipulasi, analisis, serta pemodelan dibutuhkan buat memperoleh data yang bisa digunakan buat pengambilan keputusan (decision making). Manipulasi dicoba buat membandingkan standar. Penyamaan standar ini dicoba dengan metode skoring. Tata cara skoring yang biasa dicoba merupakan tata cara menyampan minimun serta optimal, skoring dengan model linier, serta skoring dengan model non linier.
Analisis yang dicoba bisa berbentuk analisis pembedahan spasial (overlay serta buffering), analisis permukaan (TIN, Slope, Elevasi, Hillshade, serta Aspek), serta analisis pembedahan tabular (Join, Relate, serta Pembedahan Matematis). Pemodelan spasial pada SIG bisa dikategorikan jadi 3 berbagai, ialah pemodelan simulasi, pemodelan prediktif, serta pemodelan kartografi.
Pemodelan simulasi bisa diterapkan buat permasalahan kesesuaian (tempat berkembang, habitat, produktivitas, dll), serta kerentanan. Pemodelan prediktif bisa diterapkan buat permasalahan prediksi peristiwa banjir (peramalan bila terjalin keadaan tertentu), prediksi terbentuknya wabah malaria, serta lain- lain.
Pemodelan kartografis bisa diterapkan misalnya buat peta tebang di sesuatu unit manajemen. Dalam memodelkan data- data spasial, dibutuhkan sesuatu pembobotan ataupun skoring. Skoring ini biasa dicoba pada dikala sesi manipulasi.
Ada sebagian tata cara dalam penentuan bobot, ialah:
- Rating Method,
- Ranking Method,
- Analisis Komponen Utama,
- Analytic Hierarchy Process (AHP), dan
- Composite Mapping Analysis (CMA)