Apa itu Usaha Agraris dan Contohnya di Indonesia
Sebagian penduduk Indonesia bekerja di bidang agraris. Karena itulah Indonesia disebut sebagai negara agraris. Parameter lain adalah perekomonian Indonesia bertumpu pada sektor pertanian.
Walaupun pernyataan yang kedua tersebut saat ini sedikit menuai perbedaan, tetap saja banyak masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada usaha agraris. Lalu apa yang dimaksud dengan usaha agraris?
Apa yang dimaksud dengan usaha agraris dan contohnya?
Usaha agraris adalah usaha di bidang pertanian. Kegiatan utamanya adalah menghasilkan produk berupa hasil alam. Untuk memproduksi hasil alam, pelaku usaha agraris harus melakukan serentetan proses panjang seperti pengolahan dan pemanfaatan alam.
Contoh usaha agraris adalah menjadi petani. Dalam melakukan pekerjaanya, petani harus melakukan beberapa langkah untuk mengasilkan produk.
Pertama, pertani harus mempersiapkan lahan tanam, melakukan penanaman, merawat tanaman, dan akhirnya memanen hasil tanam. Hasil panen inilah yang disebut sebagai output atau hasil dari usaha agraris.
Tujuan usaha agraris adalah membantu memenuhi kebutuhan masyarakat atas hasil alam khususnya bahan pangan. Dengan suksesnya usaha agraris, diharapkan masyarakat dapat menikmati hasil alam dengan harga terjangkau.
Pada skala besar, usaha agraris juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah melalui ekspor hasil alam. Sementara itu bagi petani, usaha agraris adalah mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Jenis-Jenis usaha agraris
Di Indonesia ada 3 jenis usaha usaha agraris yaitu pertanian, perkebunan, dan peternakan. Berikut adalah penjelasannya.
Pertanian
Pertanian dapat dilakukan pada berbagai jenis lahan. Yang paling umum adalah sawah. Sawah adalah jenis lahan basah sehingga dibutuhkan banyak air untuk menanam.
Berdasarkan pasokan airnya, sawah terbagi menjadi beberapa jenis di antaranya adalah sawah irigasi, sawah pasang surut, sawah lebak, dan tadah hujan. Sawah irigasi mendapatkan air secara teratur sepanjang tahun. Setiap tahunnya, sawah irigasi mengjasilkan tigal kali panen.
Berbeda dengan sawah irigasi, sawah tadah hujan hanya mendapat pasokan air saat musim hujan. Sementara itu sawah pasang surut adalah sawah yang lokasinya dekat laut atau muara sungai.
Karena itulah pasokan air dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Sementara itu, sawah lebak adalah jenis sawah yang terletak di tepi sungai.
Jenis lahan berikutnya adalah tegalan. Berbeda dengan sawah yang merupakan lahan kering, kondisi tegalan berupa lahan kering. Pasokan airnya tergantung pada air hujan. Karena itulah jenis tanamannya harus menyesuaikan musim. Pada musim hujan, lahan tegalan biasanya ditanami ketela pohon, kacang-kacangan, kedelai, dan jagung.
Padi juga bisa ditanam di tegalan tetapi hanya bisa panen satu tahun sekali. Padi tersebut dinamakan padi gogo. Tegalan juga bisa ditanami bambu, pohon buah, bambu, dan kelapa. Pohon-pohon tersebut dapat ditanam sepanjang tahun karena mampu bertahan di musim kemarau.
Berikutnya adalah pekarangan. Lahan ini terletak di area pemukiman warga. Di pedesaan, warga biasanya mempunyai lahan pekarangan yang cukup luas di sekitar rumah.
Lahan pekarangan yang kosong sebaiknya dimanfaatkan untuk menanam hasil pertanian. Contoh tanaman yang cocok dibudidayakan di pekarangan antara lain terong bayang, kangkung, tomat, selada, kemangi, dan sebagainya.
Perkebunan
Perkebuanan adalah kegiatan penaman pada tanah atau media tumbuh menggunakan teknologi dan teknik tertentu adalah sebuah ekosistem yang sesuai. Tujuan perkebuhan adalah untuk memberikan keuntungan pada pelaku usaha perkebunan yaitu perusahaan perkebunan dan pekebun.
Pekebun adalah orang atau individu yang melakukan usaha perkebunan dengan skala kecil atau disebut perkebunan rakyat. Sementara itu perusahaan perkebunan memiliki skala lebih besar dan manajemen atau pengelolaannya di atur dalam badan hukum baik dalam bentuk PT maupun koperasi. Pengelola badan usaha agraris perkebunan adalah BUMN atau BUMS.